Terkini :
Keluarga Besar Tgk. Muslem Hamdani Mengucapkan Selamat Memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW 1436.H

Doa Ketika Sujud Tilawah


Pada tulisan sebelumnya kami telah menerangkan sedikit tentang hal-hal yang berkaitan dengan sujud tilawah minus doa yang di baca ketika sujud tilawah. Sesuai dengan janji kami, bahwa akan kami lanjutnya dengan doa sujud tilawah, maka dalam tulisan ini akan kami tampilkan doa yang bisa di baca ketika kita melakukan sujud tilawah.
Adapun zikir yang di baca ketika sujud tilawah adalah :

  • Tasbih sebagaimana dalam sujud shalat seperti biasa yaitu:


 3 x سبحان ربي الاعلى وبحمده


  • Kemudian membaca:


اَللّهُمَّ لَكَ سَجَدْتُ وَبِكَ آمَنْتُ وَلَكَ أَسْلَمْتُ سَجَدَ وَجْهِىَ لِلَّذِى خَلَقَهُ وَصَوَّرَهُ وَشَقَّ سَمْعَهُ وَبَصَرَهُ بِحَوْلِهِ وَقُوَّتِهِ تَبَارَكَ اللهُ أَحْسَنَ الْخَالِقِيْنَ
سُبُّوْحٌ قُدُّوْسٌ رَبُّ الْمَلَائِكَةِ وَالرُّوْح

Ya Allah, hanya bagiMu aku sujud, dan hanya denganMu aku beriman, dan hanya bagiMu aku Islam, sujudlah wajahku bagi yang menciptakannnya dan membentuknya dan membelah pendengarannya dan penglihatannya dengan dayaNya dan kekuatanNya, Maha sucilah Allah sebagus-bagus pencipta. 

  • Kemudian ditambah dengan doa :


اللَّهُمَّ اُكْتُبْ لِي بِهَا عِنْدَكَ أَجْرًا وَاجْعَلْهَا لِي عِنْدَكَ ذُخْرًا وَضَعْ عَنِّي بِهَا وِزْرًا وَاقْبَلْهَا مِنِّي كَمَا قَبِلْتَهَا مِنْ عَبْدِكَ دَاوُد صلى الله عليه وسلم

Ya Allah, tuliskankanlahh bagiku dengannya (sujud) pahala di sisiMu, dan jadikanlah ia sebagai simpanan (untuk hari akhirat) bagiku dan kurangilah dosaku dengannya dan terimalah ia dariku sebagaimana Engkau menerimanya dari hambaMu, Nabi Daud ‘Alaihi Salam.
(Doa ini di riwayatkan oleh Imam Turmuzi dan lainnya dengan sanad yang hasan)

Imam Ismail adh-Dharir dalam kitab beliau at-Tafsir meriwayatkan doa yang di pilih oleh Imam Syafii yaitu:

سُبْحَانَ رَبِّنَا إِنْ كَانَ وَعْدُ رَبِّنَا لَمَفْعُولا

Maha Suci Tuhan kami, sesungguhnya janji Tuhan kami pasti dipenuhi.(surat al-Isra ayat 108)

Di sunatkan untuk membaca semua zikir-zikir tersebut dan boleh ditambah dengan doa-doa apa saja yang ia kehendaki baik dalam urusan dunia maupun urusan akhirat. 

Namun bila di baca sebagiannya saja, pahala tasbih juga hasil, dan bila ia hanya sujud tidak membaca apapun maka ia hanya mendapat pahala sujud tilawah. 
Kemudian bila selesai dari sujud maka segera bangun dan mengucapkan salam.

Sumber;

kitab Tibyan fi Adabi Hamalatil Quran karangan Imam Nawawi, hal 212-239 Cet. Dar Salam

Mitos Larangan Keluar Saat Maghrib Bisa Dijelaskan Secara Ilmiah

Maghrib merupakan waktu Shalat  tiga rakaat yang dilakukan ketika bumi berpindah waktu dari siang menjadi malam hari. Saat Maghrib tiba, orang tua biasanya menyuruh anaknya untuk masuk ke dalam rumah dan menghentikan aktivitas di luar rumah. Mereka percaya bahwa saat Maghrib tiba, akan banyak setan dan jin yang berkeliaran. Setelah Magrib, mereka kembali membiarkan anak-anaknya untuk bermain di luar rumah. 

Bagi umat Islam, larangan ini merupakan mitos yang dipercaya secara turun temurun. Biasanya mereka hanya meneruskan kebiasaan orang tua dan tidak mengetahui bahwa sebenarnya larangan ini ada dalam hadist Nabi. Dalam sabdanya, Nabi SAW mengatakan bahwa ketika Maghrib, akan banyak setan dan jin yang berkeliaran. Ternyata, hadist Nabi ini bisa dijelaskan secara ilmiah. 

Dalam hadist Nabi Muhammad SAW bersabda “Jangan kalian membiarkan anak anak kalian di saat matahari terbenam sampai menghilang kegelapan malam sebab setan berpencar jika matahari terbenam sampai menghilang kegelapan malam,”  (Dari Jabir dalam kitab Sahih Muslim).

Selain itu juga dijelaskan dalam Sahih Muslim Nabi, bersabda: (Jika sore hari mulai gelap maka tahanlah bayi bayi kalian sebab iblis mulai bergentayangan pada saat itu, Jika sesaat dari malam telah berlalu maka lepaskan mereka, kunci pintu pintu rumah dan sebutlah nama Allah sebab setan tidak membuka pintu yang tertutup. Dan tutup rapat tempat air kalian dan sebutlah nama Allah. dan tutup tempat makanan kalian dan sebutlah nama Allah. meskipun kalian mendapatkan sesuatu padanya.”

Hadist Nabi SAW ini bisa dijelaskan secara ilmiah. Sebuah buku ilmiah keagamaan karya Prof. DR. Ir. H. Osly Rachman, MS berjudul The Science Of Shalat yang diterbitkan Qultummedia  menjelaskan bahwa menjelang Maghrib, alam akan berubah menjadi spektrum cahaya berwarna merah. Cahaya merupakan gelombang elektromagnetis (EM) yang memiliki spectrum warna yang berbeda satu sama lain. Setiap warna dalam spectrum mempunyai energi, frekuensi dan panjang gelombang yang berbeda. 

Dalam bukunya dijelaskan bahwa ketika waktu Maghrib tiba, terjadi perubahan spectrum warna alam selaras dengan frekuensi jin dan iblis, yakni spektrum warna merah. Pada waktu ini,  jin dan iblis amat bertenaga karena memiliki resonansi bersamaan dengan warna alam. Pada waktu Maghrib, banyak interfernsi atau tumpang tindihnya dua atau lebih gelombang yang berfrekuensi sama sehingga penglihatan terkadang kurang tajam oleh adanya fatamorgana. 

Dalam Islam, pada waktu magrib dijelaskan bahwa setan bersamaan dengan datangnya kegelapan mulai menyebar mencari tempat tinggal, karena mereka tersebar dengan pemandangan luar biasa biasa dan jumlah yang tidak ada yang tahu selain Allah. Sebagian setan takut dari kejahatan setan yang lain, sehigga setan harus memiliki sesuatu yang dijadikannya sebagai tempat berlindung dan mencari tempat aman.

Maka ia bergerak dengan cepat melebihi kecepatan manusia dengan kecepatan berlipat lipat, beberapa dari mereka berlindung dalam wadah kosong, berlindung ke rumah kosong, dan beberapa dari mereka berlindung kepada sekelompok manusia yang sedang duduk duduk. Mereka tentu tidak merasakannya, mereka ikut menimbrung supaya menjadi aman dari penindasan saudara sesama setan yang juga berkeliaran seperti angin di bumi karena yang boleh hidup hanya yang kuat saja. 

Kadang kala setan mengganggu anak kecil manusia untuk dijadikan tempat berlindung. Selain itu setan juga berlindung ditempat yang kotor seperti pada popok bayi yang sudah kotor. Mereka lebih memilih popok bayi karena najis sebagai tempat persembunyian, sehingga mendorong mereka untuk tinggal.

Anda pasti pernah menemukan beberapa anak menjerit tiba-tiba dan beberapa yang menggelapar dalam tidurnya karena gangguan iblis yag merasukinya saat dijadikan tempat berlindung.

Pada waktu maghrib, kita dihimbau untuk menjauh dari hewan, seperti kucing, burung, dan mengurangi kecepatan saat mengemudi mobil karena dikuatirkan menabrak anjing atau hewan lain yang bisa jadi telah dirasuki setan, dan tidak boleh jalan jalan di tempat sepi atau duduk di tempat itu, atau melempar batu ke dalam kamar mandi, kebun dan laut.

Mengenal Istri Rasulullah

Sebagaimana banyak riwayat yang kita ketahui, bahwa Rasulullah meninggalkan sembilan (9) Istri, yang mana para Istri beliau itu bisa kita ketahui Nama-nama nya dari sejarah yang sudah termaktub. Dan didalam “Sirah Ibnu Hisyam” Diriwayatkan seprti ini “Menurut yang diceritakan kepadaku dari Ahli Ilmu bukan hanya dari seorang saja, mereka (istri-istri Nabi SAW ketika beliau wafat) berjumlah 9 orang, diantaranya adalah :



[1].  ‘Aisyah binti Abu Bakar, 
[2].  Hafshah binti ‘Umar bin Al-Khaththab, 
[3].  Ummu Habibah binti Abu Sufyan bin Harb,
[4].  Ummu Salamah binti Abu Umayyah bin Mughirah, 
[5].  Saudah binti Zam’ah bin Qais, 
[6].  Zainab binti Jahsy bin Riaab, 
[7].  Maimunah binti Al-Harits bin Hazm, 
[8].  Juwairiyah binti Al-Harits bin Abu Dliraar,
[9].  Shafiyah binti Huyaiy bin Akhthab. [Sirah Ibnu Hisyam juz 6, hal. 56]


Adapun Ibnu Hisyam sendiri meriwayatkan bahwa semua istri beliau ada tiga belas orang. Berdasarkan riwayat yang telah dikumpulkan yang kemudian di susun dalam siroh-nya. Adapun rincian yang di tunjuk sebagai penjelasan seperti ini :



1. Khadijah binti Khuwailid



خَدِيْجَةُ بِنْتُ خُوَيْلِدٍ، وَ هِيَ اَوَّلُ مَنْ تَزَوَّجَ زَوَّجَهُ ايَّاهَا اَبُوْهَا خُوَيْلِدُ بْنُ اَسَدٍ ، وَ يُقَالُ اَخُوْهَا عَمْرُو بْنُ خُوَيْلِدٍ، وَ اَصْدَقَهَا رَسُوْلُ اللهِ ص عِشْرِيْنَ بَكْرَةً فَوَلَدَتْ لِرَسُوْلِ اللهِ ص وَلَدَهُ كُلَّهُمْ الاَّ ابْرَاهِيْمَ وَ كَانَتْ قَبْلَهُ عِنْدَ اَبِي هَالَةَ بْنِ مَالِكٍ اَحَدِ بَنِي اُسَيّدِ بْنِ عَمْرِو بْنِ تَمِيْمٍ حَلِيْفِ بَنِي عَبْدِ الدَّارِ فَوَلَدَتْ لَهُ هِنْدَ بْنَ اَبِي هَالَةَ وَ زَيْنَبَ بِنْتَ اَبِي هَالَةَ وَ كَانَتْ قَبْلَ اَبِي هَالَةَ عِنْدَ عُتَيّقِ بْنِ عَابِدِ بْنِ عَبْدِ اللهِ بْنِ عُمَرَ بْنِ مَخْزُوْمٍ ، فَوَلَدَتْ لَهُ عَبْدَ اللهِ وَ جَارِيَةً



Khadijah binti Khuwailid adalah istri beliau yang pertama, yang menikahkan beliau dengannya adalah Khuwailid bin Asad (namun ada yang mengatakan bahwa yang menikahkannya adalah saudara laki-laki Khadijah yang bernama ‘Amr bin Khuwailid). Rasulullah SAW memberi mas kawin kepadanya sebanyak dua puluh ekor unta yang masih muda. Semua putra Rasulullah SAW lahir dari Khadijah, kecuali Ibrahim.

Sebelumnya khadijah adalah janda Abu Haalah bin Malik, salah seorang bani Usayyid bin ‘Amr bin Tamim, halifnya Bani Abdud Daar. Dengan Abu Haalah, Khadijah mempunyai 2 anak, yaitu Hindun bin Abu Haalah dan Zainab binti Abu Haalah. Sebelum menikah dengan Abu Haalah, Khadijah adalah janda ‘Utayyiq bin ‘Aabid bin ‘Abdillah bin ‘Umar bin Makhzum. Dengan ‘Utayyiq Khadijah melahirkan 2 anak, yaitu ‘Abdulah dan Jaariyah.

2. Aisyah

تَزَوَّجَ رَسُوْلُ اللهِ ص عَائِشَةَ بِنْتَ اَبِي بَكْرٍ الصّدّيْقِ بِمَكّةَ، وَ هِيَ بِنْتُ سَبْعِ سِنِيْنَ وَ بَنَى بِهَا بِاْلمَدِيْنَةِ وَ هِيَ بِنْتُ تِسْعِ سِنِيْنَ اَوْ عَشْرٍ وَ لَمْ يَتَزَوَّجْ رَسُوْلُ اللهِ ص بِكْرًا غَيْرَهَا، زَوَّجَهُ ايَّاهَا اَبُوْهَا اَبُوْ بَكْرٍ وَ اَصْدَقَهَا رَسُوْلُ اللهِ ص اَرْبَعَ مِئَةِ دِرْهَمٍ

Rasulullah SAW menikah dengan ‘Aisyah binti Abu Bakar Ash-Shiddiiq di Makkah. Pada waktu itu ‘Aisyah baru berumur 7 tahun, dan Nabi SAW serumah dengan ‘Aisyah ketika di Madinah, pada waktu itu dia berumur 9 tahun atau 10 tahun. Dan Rasulullah SAW tidak menikah dengan perawan selain dengan ‘Aisyah. Yang menikahkan Nabi SAW dengan ‘Aisyah adalah ayah ‘Aisyah, yaitu Abu Bakar Ash-Shiddiiq. Dan Rasulullah SAW memberi mahar kepadanya sebanyak empat ratus dirham.

3. Saudah

تَزَوَّجَ رَسُوْلُ اللهِ ص سَوْدَةَ بِنْتَ زَمَعَةَ بْنِ قَيْسِ بْنِ عَبْدِ شَمْسِ بْنِ عَبْدِ وُدّ بْنِ نَصْرِ بْنِ مَالِكِ بْنِ حِسْلِ بْنِ عَامِرِ بْنِ لُؤَيّ، زَوَّجَهُ ايَّاهَا سَلِيْطُ بْنُ عَمْرٍو، وَ يُقَال اَبُوْ حَاطِبِ بْنُ عَمْرِو بْنِ عَبْدِ شَمْسِ بْنِ عَبْدِ وُدّ بْنِ نَصْرِ بْنِ مَالِكِ بْنِ حِسْلٍ وَ اَصْدَقَهَا رَسُوْلُ اللهِ ص اَرْبَعَ مِئَةِ دِرْهَمٍ



Rasulullah SAW menikahi Saudah binti Zam’ah binQais bin ‘Abdu Syamsin bin ‘Abdu Wudd bin Nashr bin Maalik bin Hislin bin ‘Aamir bin Huyaiy, yang menikahkan beliau dengannya adalah Saliith bin ‘Amr. Ada yang mengatakan yang menikahkan adalah Abu Haatib bin ‘Amr bin ‘Abdi Syamsin bin ‘Abdu Wudd bin Nashr bin Maalik Hislin. Rasulullah SAW memberikan mahar kepadanya empat ratus dirham.

4. Zainab binti Jahsy

تَزَوَّجَ رَسُوْلُ اللهِ ص زَيْنَبَ بِنْتَ جَحْشِ بْنِ رِئَابٍ اْلاَسْدِيَةَ زَوَّجَهُ ايَّاهَا اَخُوْهَا اَبُوْ اَحْمَدَ بْنُ جَحْشٍ، وَ اَصْدَقَهَا رَسُوْلُ اللهِ ص اَرْبَعَ مِئَةِ دِرْهَمٍ، وَكَانَتْ قَبْلَهُ عِنْدَ زَيْدِ بْنِ حَارِثَةَ، مَوْلَى رَسُوْلِ اللهِ ص فَفِيْهَا اَنَزَلَ اللهُ تَبَارَكَ وَ تَعَالَى: فَلَمَّا قَضى زَيْدٌ مّنْهَا وَطَرًا زَوَّجْنكَهَا

Rasulullah SAW menikahi Zainab binti Jahsy bin Riaab Al-Asdiyah yang menikahkan beliau dengannya adalah saudara laki-lakinya yang bernama Abu Ahmad bin Jahsy. Rasulullah SAW memberikan mahar kepadanya empat ratus dirham. Sebelumnya ia adalah janda Zaid bin Haritsah, bekas budak Rasulullah SAW, berkenaan dengannya Allah Tabaaraka wa Ta’aalaa menurunkan ayat “Falammaa qodloo Zaidun minhaa wathoron zawwadnaakahaa”. [Al-Ahzaab : 37]

5. Ummu Salamah.

تَزَوَّجَ رَسُوْلُ اللهِ ص اُمَّ سَلَمَةَ بِنْتَ اَبِي اُمَيَّةَ بْنِ اْلمُغِيْرَةِ اْلمَخْزُوْمِيَّةَ، وَ اسْمُهَا هِنْدٌ؛ زَوَّجَهُ ايَّاهَا سَلَمَةُ بْنُ اَبِي سَلَمَةَ ابْنُهَا، وَ اَصْدَقَهَا رَسُوْلُ اللهِ ص فِرَاشًا حَشْوُهُ لِيْفٌ وَ قَدَحًا وَ صَحْفَةً وَ مِجَشَّةً وَ كَانَتْ قَبْلَهُ عِنْدَ اَبِي سَلَمَةَ بْنِ عَبْدِ اْلاَسَدِ وَاسْمُهُ عَبْدُ اللهِ، فَوَلَدَتْ لَهُ سَلَمَةَ وَ عُمَرَ وَ زَيْنَبَ وَ رُقَيَّةَ

Rasulullah SAW menikahi Ummu Salamah binti Abu Umayyah bin Mughirah Al-Makhzumiyyah, nama aslinya adalah Hindun, yang menikahkan Rasulullah SAW dengannya adalah Salamah bin Abu Salamah, yaitu anak laki-lakinya. Rasulullah SAW memberikan mahar kepadaya berupa kasur berisi serabut, bejana, hamparan dan gilingan gandum. Sebelumnya ia adalah janda Abu Salamah bin ‘Abdul Asad, yang nama aslinya adalah ‘Abdullah. Dengannya ia mempunyai anak bernama Salamah, ‘Umar, Zainab dan Ruqayah.

6. Hafshah binti ‘Umar.

تَزَوَّجَ رَسُوْلُ اللهِ ص حَفْصَةَ بِنْتَ عُمَرَ بْنِ اْلخَطَّابِ، زَوَّجَهُ ايَّاهَا اَبُوْهَا عُمَرُ بْنُ اْلخَطَّابِ، وَ اَصْدَقَهَا رَسُوْلُ اللهِ ص اَرْبَعَ مِئَةِ دِرْهَمٍ وَ كَانَتْ قَبْلَهُ عِنْدَ خُنَيْسِ بْنِ حُذَافَةَ السَّهْمِيّ

Rasulullah SAW menikahi Hafshah binti ‘umar bin Al-Khaththab, yang menikahkan beliau dengannya adalah ‘Umar bin Al-Khaththab. Rasulullah SAW memberikan mahar empat ratus dirham. Ia sebelumnya adalah janda Khunais bin Hudzaafah As-Sahmiy.

7. Ummu Habibah

تَزَوَّجَ رَسُوْلُ اللهِ ص اُمَّ حَبِيْبَةَ، وَاسْمُهَا رَمْلَةُ بِنْتُ اَبِي سُفْيَانَ بْنِ حَرْبٍ، زَوَّجَهُ ايَّاهَا خَالِدُ بْنُ سَعِيْدِ بْنِ الْعَاصِ، وَ هُمَا بِاَرْضِ اْلحَبَشَةِ، وَ اَصْدَقَهَا النّجَاشِيُّ عَنْ رَسُوْلِ اللهِ ص اَرْبَعَ مِئَةِ دِيْنَارٍ، وَ هُوَ الّذِيْ كَانَ خَطَبَهَا عَلَى رَسُوْلِ اللهِ ص وَ كَانَتْ قَبْلَهُ عِنْدَ عُبَيْدِ اللهِ بْنِ جَحْشٍ اْلاَسَدِيّ

Rasulullah SAW menikahi Ummu Habibah yang nama aslinya adalah Romlah binti Abu Sufyan bin Harb, yang menikahkan beliau dengannya adalah Khalid bin Sa’id bin Al-‘Ash. Pada waktu itu mereka berada di bumi Habasyah. Raja Najasyiy memberikan mahar kepadanya atas nama Rasulullah SAW empat ratus dinar. Dan dialah yang meminangkannya untuk Rasulullah SAW. Sebelumnya ia adalah janda ‘Ubaidillah bin Jahsy Al-Asadiy.


8. Juwairiyah binti Al-Haarits

تَزَوَّجَ رَسُوْلُ اللهِ ص جُوَيْرِيَةَ بِنْتَ اْلحَارِثِ بْنِ اَبِي ضِرَارٍ اْلخُزَاعِيَّةَ، كَانَتْ فِي سَبَايَا بَنِي اْلمُصْطَلِقِ مِنْ خُزَاعَةَ، فَوَقَعَتْ فِي السَّهْمِ لِثَابِتِ بْنِ قَيْسِ بْنِ الشَّمَّاسِ اْلاَنْصَارِيّ، فَكَاتَبَهَا عَلَى نَفْسِهَا، فَاَتَتْ رَسُوْلَ اللهِ ص تَسْتَعِيْنُهُ فِي كِتَابَتِهَا. فَقَالَ لَهَا: هَلْ لَكِ فِي خَيْرٍ مِنْ ذلِكِ؟ قَالَتْ: وَمَا هُوَ؟ قَالَ: اَقْضِي عَنْكِ كِتَابَتَكِ وَ اَتَزَوَّجُكِ؟ فَقَالَتْ: نَعَمْ. فَتَزَوَّجَهَا. قَالَ ابْنُ هِشَامٍ: وَ يُقَالُ: لَمَّا انْصَرَفَ رَسُوْلُ اللهِ ص مِنْ غَزْوَةِ بَنِي الْمُصْطَلِقِ ، وَ مَعَهُ جُوَيْرِيَةُ بِنْتُ الْحَارِثِ، فَكَانَ بِذَاتِ اْلجَيْشِ دَفَعَ جُوَيْرِيَةَ الَى رَجُلٍ مِنْ اْلاََنْصَارِ وَ دِيْعَةً وَ اَمَرَهُ بِالاِحْتِفَاظِ بِهَا، وَقَدِمَ رَسُوْلُ اللهِ ص اْلمَدِيْنَةَ، فَاَقْبَلَ اَبُوْهَا اْلحَارِثُ بْنُ اَبِي ضِرَارٍ بِفِدَاءِ ابْنَتِهِ. فَلَمَّا كَانَ بِالْعَقِيْقِ نَظَرَ الَى اْلاِبِلِ الَّتِيْ جَاءَ بِهَا لِلْفِدَاءِ فَرَغِبَ فِي بَعِيْرَيْنِ مِنْهَا، فَغَيَّبَهُمَا فِي شِعْبٍ مِنْ شِعَابِ الْعَقِيْقِ ، ثُمَّ اَتَى النَّبِيَّ ص فَقَالَ يَا مُحَمَّدُ، اَصَبْتُمْ ابْنَتِي، وَ هذَا فِدَاؤُهَا، فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص فَاَيْنَ الْبَعِيْرَانِ اللَّذَانِ غَيَّبْتَ بِالْعَقِيْقِ فِي شِعْبِ كَذَا وَ كَذَا؟ فَقَالَ اْلحَارِثُ اَشْهَدُ اَنْ لاَ الهَ الاَّ اللهُ، وَ اَنَّك رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْك، فَوَاللهِ مَا اطّلَعَ عَلَى ذلِكَ اِلاَّ اللهُ تَعَالَى فَاَسْلَمَ اْلحَارِثُ ، وَ اَسْلَمَ مَعَهُ ابْنَانِ لَهُ وَ نَاسٌ مِنْ قَوْمِهِ وَ اَرْسَلَ الَى الْبَعِيْرَيْنِ فَجَاءَ بِهِمَا، فَدَفَعَ اْلاِبِلَ الَى النّبِيّ ص وَ دُفِعَتْ الَيْهِ ابْنَتُهُ جُوَيَرِيَةُ، فَاَسْلَمَتْ وَ حَسُنَ اَسْلاَمُهَا، وَ خَطَبَهَا رَسُوْلُ اللهِ ص الَى اَبِيْهَا، فَزَوَّجَهُ ايَّاهَا، وَ اَصْدَقَهَا اَرْبَعَ مِئَةِ دِرْهَمٍ وَ كَانَتْ قَبْلَ رَسُوْلِ اللهِ ص عِنْدَ ابْنِ عَمّ لَهَا يُقَالُ لَهُ عَبْدُ اللهِ.

Rasulullah SAW menikahi Juwairiyah binti Al-Haarits bin Abu Dliraar Al-Khuza’iyyah. Ia adalah diantara tawanan perang Bani Musthaliq dari suku Khuza’ah. Waktu itu ia jatuh pada bagian Tsabit bin Qais bin Syammas Al-Anshariy, lalu dia akan memerdekakannya apabila Juwairiyah bisa menebus dirinya. Kemudian Juwairiyah datang kepada Rasulullah SAW mohon bantuan kepada beliau untuk menebus dirinya, lalu beliau bersabda kepadanya, “Maukah kamu kepada yang lebih baik dari pada itu ?”. Ia balik bertanya, “Apa itu ?”. Nabi SAW bersabda, “Aku menebus dirimu, lalu aku menikahimu ?”. Juwairiyah menjawab, “Ya, mau”. Lalu Rasulullah SAW menikahinya.

9. Shafiyah binti Huyaiy


تَزَوَّجَ رَسُوْلُ اللهِ ص صَفِيَّةَ بِنْتَ حُيَيّ بْنِ اَخْطَبَ، سَبَاهَا مِنْ خَيْبَرَ، فَاصْطَفَاهَا لِنَفْسِهِ وَ اَوْلَمَ رَسُوْلُ اللهِ ص وَلِيْمَةً مَا فِيْهَا شَحْمٌ وَ لاَ لَحْمٌ كَانَ سَوِيْقًا وَ تَمْرًا، وَ كَانَتْ قَبْلَهُ عِنْدَ كِنَانَةَ بْنِ الرَّبِيْعِ بْنِ اَبِي اْلحُقَيْقِ

Rasulullah SAW menikahi Shafiyah binti Huyaiy bin Akhthab setelah memboyongnya dari Khaibar, lalu beliau memilihnya untuk diri beliau. Rasulullah SAW membuat walimah yang padanya tidak ada lemak maupun daging, hanya ada sedikit tepung dan kurma. Sebelumnya Shafiyah adalah istri Kinanah bin Rabi’ bin Abul Huqaiq.

10. Maimunah binti Al-Haarits.



تَزَوَّجَ رَسُوْلُ اللهِ ص مَيْمُوْنَةَ بِنْتَ اْلحَارِثِ بْنِ حَزْنِ بْنِ بَحِيْرِ بْنِ هُزَمَ بْنِ رُوَيْبَةَ بْنِ عَبْدِ اللهِ بْنِ هِلاَلِ بْنِ عَامِرِ بْنِ صَعْصَعَةَ، زَوَّجَهُ ايَّاهَا الْعَبَّاسُ بْنُ عَبْدِ الْمُطَّلِبِ، وَ اَصْدَقَهَا الْعَبَّاسُ عَنْ رَسُوْلِ اللهِ ص اَرْبَعَ مِئَةِ دِرْهَمٍ، وَ كَانَتْ قَبْلَهُ عِنْدَ اَبِي رُهْمِ بْنِ عَبْدِ الْعُزَّى بْنِ اَبِي قَيْسِ بْنِ عَبْدِ وُدّ بْنِ نَصْرِ بْنِ مَالِكِ بْنِ حِسْلِ بْنِ عَامِرِ بْنِ لُؤَيّ

Rasulullah SAW menikahi Maimunah binti Al-Haarits bin Hazn bin Bahiir bin Huzam bin Ruwaibah bin ‘Abdullah bin Hilaal bin ‘Aamir Sha’sha’ah, yang menikahkan beliau dengannya adalah Al-‘Abbas bin ‘Abdul Muththalib. Al-‘Abbas memberikan mahar atas nama Rasulullah SAW empat ratus dirham  Sebelumnya ia adalah janda Abu Ruhmin bin ‘Abdul ‘uzza bin Abu Qais bin ‘Abdu Wudd bin Nashr bin Maalik bin Hislin bin ‘Aamir bin Lu’aiy.

11. Zainab binti Khuzaimah



تَزَوَّجَ رَسُوْلُ اللهِ ص زَيْنَبَ بِنْتَ خُزَيْمَةَ بْنِ اْلحَارِثِ بْنِ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَمْرِو بْنِ عَبْدِ مَنَافِ بْنِ هِلاَلِ بْنِ عَامِرِ بْنِ صَعْصَعَةَ وَ كَانَتْ تُسَمَّى اُمَّ الْمَسَاكِيْنِ لِرَحْمَتِهَا ايّاهُمْ وَرِقَّتِهَا عَلَيْهِمْ زَوَّجَهُ ايَّاهَا قَبِيْصَةُ بْنُ عَمْرٍو الْهِلاَلِيُّ وَ اَصْدَقَهَا رَسُوْلُ اللهِ ص اَرْبَعَ مِئَةِ دِرْهَمٍ وَ كَانَتْ قَبْلَهُ عِنْدَ عُبَيْدَةَ بْنِ اْلحَارِثِ بْنِ عَبْدِ الْمُطّلِبِ بْنِ عَبْدِ مَنَافٍ، وَ كَانَتْ قَبْلَ عُبَيْدَةَ عِنْدَ جَهْمِ بْنِ عَمْرِو بْنِ اْلحَارِثِ، وَ هُوَ ابْنُ عَمّهَا

Rasulullah SAW menikahi Zainab binti Khuzaimah bin Al-Haarits bin ‘Abdullah bin ‘Amr bin ‘Abdi Manaf bin Hilaal bin ‘Aamir bin Sha’sha’ah, dia disebut Ummal Masaakiin (ibunya orang-orang miskin), karena ia sangat belas kasihan kepada mereka. Yang menikahkan beliau dengannya adalah Qabishah bin ‘Amr Al-Hilaaliy. Rasulullah SAW memberikan mahar kepadanya empat ratus dirham. Sebelumnya ia adalah janda ‘Ubaidah bin Al-Haarits bin ‘Abdul Muththalib bin ‘Abdi Manaf, dan sebelum nikah dengan ‘Ubaidah ia adalah janda Jahm bin ‘Amr bin Al-Haarits, ia adalah anak pamannya Zainab.


Dan masih ada lagi dua wanita yang beliau menikahinya, tetapi beliau belum menggaulinya (lalu beliau menceraikannya), yaitu (pertama) : Asmaa’ binti Nu’man Al-Kindiyyah. Beliau menikahinya, lalu beliau mendapati pada tubuhnya ada putih-putih (belangnya), lalu beliau menceraikannya dan memberikan mut’ah kepadanya dan mengembalikannya kepada keluarganya. (Ke dua). ‘Amrah binti  Yazid Al-Kilaabiyyah. Ketika itu ia baru saja masuk Islam Ketika ia datang kepada Rasulullah SAW ia memohon perlindungan (kepada Allah) dari Rasulullah SAW. Maka Rasulullah SAW bersabda, “Aku ceraikan kamu karena berlindung kepada Allah”. Lalu beliau mengembalikannya kepada keluarganya. [Sirah Ibnu Hisyam juz 6, hal. 61]

Di samping itu menurut Ibnu Atsir di dalam Tarikhnya Al-Kamil fit Tarikh juz 2, hal. 177, beliau juga meninggalkan dua jariyah, yaitu : [1].  Mariyah binti Syam’un Al-Qibthiyah, yang melahirkan Ibrahim. [2].  Raihanah binti Zaid Al-Quradhiyah.


Sumber:http://www.iqro.net/

Biografi Baginda Nabi Muhammad Rasulullah...

Nama : Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muttalib bin Hasyim. 
• Waktu lahiran : Subuh hari Isnin, 12 Rabiulawal bersamaan 20 April 571 
   Masehi (dikenal sebagai Tahun Gajah; sempena peristiwa tentera bergajah 
   Abrahah yang menyerang kota Ka’bah). 
• Tempat lahir : Di rumah Abu Talib, Makkah Al-Mukarramah. 
• Nama Ayah : Abdullah bin Abdul Muttalib bin Hashim. 
• Nama ibu : Aminah binti Wahab bin Abdul Manaf. 
• Pengasuh pertama : Barakah Al-Habsyiyyah (digelar Ummu Aiman. Hamba
  perempuan ayah Rasulullah SAW).
• Ibu susu pertama : Thuwaibah (hamba perempuan Abu Lahab). 
• Ibu susu kedua : Halimah binti Abu Zuaib As-Saadiah (lebih dikenali Halimah
  As-Saadiah. Suaminya bernama Abu Kabsyah). 
Usia 5 Tahun
• Peristiwa pembelahan dada Rasulullah SAW yang dilakukan oleh dua malaikat untuk mengeluarkan bisikan syaitan yang ada di dalam hatinya. 
Usia 6 Tahun
• Ibunya Aminah binti Wahab ditimpa sakit dan meninggal dunia di Al-Abwa ' (sebuah kampung yang terletak di antara Makkah dan Madinah). 
• Baginda diasuh oleh Ummu Aiman (hamba perempuan ayah Rasulullah SAW) dan dibiayai oleh kakeknya Abdul Muttalib. 
Usia 8 Tahun
• Kakeknya, Abdul Muttalib juga meninggal dunia. 
• Baginda Nabi SAW kemudian diasuh lagi oleh ayah saudaranya, Abu Talib. 
Usia 9 Tahun (Setengah riwayat mengatakan pada usia 12 tahun).
• Bersama ayah saudaranya, Abu Talib bermusafir ke Syam atas urusan perniagaan. 
• Di kota Basrah, negeri Syam, seorang pendita Nasrani bernama Bahiro (Buhairo) telah bertemu ketua-ketua rombongan untuk menceritakan tentang pengutusan seorang nabi di kalangan bangsa Arab yang akan lahir pada masa itu. 
Usia 20 Tahun
• Terlibat dalam peperangan Fijar . Ibnu Hisyam di dalam kitab ' Sirah ' , jilid1, hal 184-187 menyatakan pada  ketika itu usia Muhammad SAW ialah 14 atau 15 tahun. Baginda menyertai peperangan itu beberapa hari dan berperan sebagai mengumpulkan anak-anak panah saja. 
• Menyaksikan ' perjanjian Al-Fudhul ' ; perjanjian damai untuk memberi pertolongan kepada orang yang dizalimi di Makkah. 
Usia 25 Tahun
• Bermusafir yang kedua ke Syam atas urusan perniaga’an barang-barang Khadijah binti Khuwailid Al-Asadiyah. 
• Perjalanan ke Syam ditemani oleh Maisarah; lelaki pesuruh Khadijah. 
• Baginda Nabi SAW bersama-sama Abu Talib dan beberapa orang ayah saudaranya yang lain pergi bertemu Amru bin 
  Asad (ayah saudara Khadijah) untuk meminang Khadijah yang berusia 40 tahun ketika itu. 
• Mas kahwin baginda kepada Khadijah adalah sebanyak 500 dirham. 
Usia 35 Tahun
• Banjir besar melanda Makkah dan meruntuhkan dinding Ka’bah. 
• Pembinaan semula Ka’bah dilakukan oleh pembesar-pembesar dan penduduk Makkah. 
• Rasulullah SAW diberi kemulia’an untuk meletakkan ' Hajarul-Aswad ' ke tempat asal dan sekaligus meredakan pertikaiyan berhubung peletakan batu tersebut.
Usia 40 Tahun
• Menerima wahyu di gua Hira ' sebagai pelantikan menjadi Nabi dan Rasul akhir zaman. 
Usia 53 Tahun
• Berhijrah ke Madinah Al-Munawwarah dengan ditemani oleh Saidina Abu Bakar Al-Siddiq. Baca selengkapnya...
• Sampai ke Madinah pada tanggal 12 Rabiulawal/ 24 September 622M. 

Usia 63 Tahun
• Kewafatan Rasulullah SAW di Madinah Al-Munawwarah pada hari Isnin, 12 Rabiulawal tahun 11Hijrah/ 8 Jun 632 Masihi. 
Istri-istri Rasulullah SAW
1. Khadijah Binti Khuwailid.
2. Saudah Binti Zam'ah.
3. Aisyah Binti Abu Bakar (anak Saidina Abu Bakar).
4. Hafsah binti ' Umar (anak Saidina ' Umar bin Al-Khattab).
5. Ummi Habibah Binti Abu Sufyan.
6. Hindun Binti Umaiyah (digelar Ummi Salamah).
7. Zainab Binti Jahsy.
8. Maimunah Binti Harith.
9. Sofiyah Binti Huyai bin Akhtob.
10. Zainab Binti Khuzaimah (digelar ' Ummu Al-Masakin ' ; Ibu Orang Miskin).
11. Juwairiyah binti Al-Haarits
Untuk melihat secara detai Istri beliau Nabi SAW silahkan lihat (baca : Berapa Istri Rasulullah)
Anak-anak Rasulullah SAW
1. Qasim
2. Abdullah
3. Ibrahim
4. Zainab
5. Ruqaiyah
6. Ummi Kalthum
7. Fatimah Al-Zahra '


Inilah Nama-Nama 313 Utusan Allah (Rasul Allah)


Telah kita ketahui bersama bahwa nama-nama rasul yang wajib kita hafal dan ketahui ada 25. Sedangkan jumlah keseluruhan para rasul ada 313. Mungkin ini yang tidak banyak diketahui orang, yakni tentang nama-nama para rasul yang berjumlah 313.

Al-Alim al-‘Allamah asy-Syaikh Muhammad Nawawi al-Jawi al-Bantani (kelahiran Tanara, Serang, Banten tahun 1813 M dan wafat di Mekkah tahun 1897 M), dalam kitabnya yang berjudul ats-Tsamaru al-Yani’ah fi Riyadh al-Badi’ah menjelaskan:

فمن كتب اسمائهم ووضعهم فى بيته او قراها اوحملها تعظيما لهم وتكريما لذواتهم واحتراما لنبوتهم واستمدادا من هممهم العالية واستغاثة بارواحهم المقدسة سهل عليه امورالدنيا والاخرة وفتح عليه ابواب الخيرات ونزول الرحمة والبركات ودفع عنه الشرور , وقال صلى الله عليه وسلم حياتهم ومماتهم سواء فهم متصرفون في الارض والسماء.
“Barangsiapa yang menulis nama-nama rasul dan meletakkannya di rumah atau membacanya atau membawanya dengan mengagungkan mereka, memuliakan keberadaan mereka, menghormati kenabian mereka, berharap dari keinginan mereka yang tinggi dan beristighatsah dengan ruh-ruh mereka yang suci, maka akan dimudahkan oleh Allah Swt. segala urusan di dunia dan akhirat. Dan akan dibukakan pintu-pintu kebaikan dan diturunkan rahmat, keberkahan serta menolak segala kejelekan. Rasulullah Saw. bersabda: “Hidup dan matinya mereka (para rasul) itu sama saja, tetap beraktivitas (hidup) di bumi dan di langit.”

والمشهور ان المرسلين ثلاثمائة وثلاثا عشر كما في حديث ابي ذر وهاهي اسماؤهم على ماروى عن انس : ادم , شيث, انوش, قيناق, مهيائيل, اختوخ, ادريس, متوشلخ, نوح, هود, عبهف, مرداريم, شارع, صالح, ارفخشذ, صفوان, حنظلة, لوط, عصان, ابراهيم, اسمعيل, اسحق, يعقوب, يوسف, شمائيل, شعيب, موسى, لوطان, يعوا, هرون, كليل, يوشع, دانيال, بونش, بليا, ارميا, يونس, الياس, سليمان, داود, اليسع, ايوب, اوس, ذانين, الهميع, ثابت, غابر, هميلان, ذوالكفل, عزير, عزقلان, عزان, الوون, زاين, عازم, هريد, شاذن, سعد, غالب, شماس, شمعون, فياض, قضا, سارم, عيناض, سايم, عوضون, بيوزر, كزول, باسل, باسان, لاخين, غلضات, رسوغ, رشعين, المون, لوغ,برسوا, الاظيم, رشاد, شريب, هيبل, ميلان, عمران, هرييب, جريت, شماع, صريخ, سفان, قبيل, ضعضع, عيصون, عيصف, صديف, برواء,حاصيم, هيان, عاصم, وجان, مصداع, عاريس, شرحبيل, خربيل, حزقيل, اشموئيل, غمصان, كببر, سباط, عباد بثلخ, ريهان, عمدان, مرقان, حنان, لوحنا, ولام, بعيول, بصاص, هبان, افليق, قازيم, نصير, اوريس, مضعس, جذيمة, شروحيل, معنائيل, مدرك, حارم, بارغ هرميل, جابد, زرقان, اصفون, برجاج, ناوى, هزرابن اشبيل, عطاف, مهيل, زنجيل, شمطان, القوم, حوبلد, صالح, سانوخ, راميل, زاميل, قاسم, باييل, بازل, كبلان, باتر, حاجم, جاوح, جامر, حاجن, راسل, واسم, رادن, سادم, شوشا, جازان, صاحد, صحبان, كلوان, صاعد,غفران, غاير, لاحون, بلدخ, هيدان, لاوى, هيراء, ناصى, حانك, حافيخ, كاشيخ, لافث, نايم, حاشم, هجام, ميزاد,اسيمان, رحيلا, لاطف, برطفون, ابان, عورائض, مهمتصر, عانين, نماخ, هندويل, مبصل, مضعتام, طميل, طابيح, مهمم حجرم, عدون, منبد, بارون, روان, معبن, مزاحم, يانيد, لامى, فردان,جابر, سالوم, عيص, هربان, جابوك, عابوج, مينات, قانوح, دربان, صاخم, حارض, حراض, حرقيا, نعمان, ازميل, مزحم, ميداس, يانوح, يونس, ساسان, فريم, فريوش, صحيب, ركن, عامر, سحنق, زاخون, حينيم, عياب, صباح, عرفون, مخلاد, مرحم, صانيد, غالب, عبدالله, ادرزين, عدسار, زهران, بايع, نظير, هورين, كايواشيم, فتوان, عابون, رباخ, صابح, مسلون, حجان, روبال, رابون, معيلا, سايعان, ارجيل, بيغين, متضح, رحين, محراس, ساخين, حرفان, مهمون, حوضان, البؤن, وعد, رخيول, بيغان, بتيحور, حوظبان, عامل, زحرام, عيس, صبيح, يطبع, جارح, صهيب, صبحان, كلمان, يوخى, سميون, عرضون, حوحر, يلبق, بارع, عائيل, كنعان, حفدون, حسمان, يسمع, عرفور, عرمين, فضحان, صفا, شمعون, رصاص, اقلبون, شاخم, خائيل, احيال, هياج, زكريا, يحيى, جرجيس, عيسى بن مريم, محمد صلى الله عليه وسلم عليهم اجمعين .
“Dan menurut pendapat yang masyhur, sesungguhnya para rasul itu berjumlah 313, seperti yang disebutkan dalam hadits riwayat Abu Dzar Ra. Dan inilah nama-nama rasul itu seperti yang diriwayatkan dari sahabat Anas Ra.:

1. Adam As.
2. Tsits As.
3. Anuwsy As.
4. Qiynaaq As.
5. Mahyaa’iyl As.
6. Akhnuwkh As.
7. Idris As.
8. Mutawatsilakh As.
9. Nuh As.
10. Hud As.
11. Abhaf As.
12. Murdaaziyman As.
13. Tsari’ As.
14. Sholeh As.
15. Arfakhtsyad As.
16. Shofwaan As.
17. Handholah As.
18. Luth As.
19. Ishoon As.
20. Ibrahim As.
21. Isma’il As.
22. Ishaq As.
23. Ya’qub As.
24. Yusuf As.
25. Tsama’il As.
26. Su’aib As.
27. Musa As.
28. Luthoon As.
29. Ya’wa As.
30. Harun As.
31. Kaylun As.
32. Yusya’ As.
33. Daaniyaal As.
34. Bunasy As.
35. Balyaa As.
36. Armiyaa As.
37. Yunus As.
38. Ilyas As.
39. Sulaiman As.
40. Daud As.
41. Ilyasa’ As.
42. Ayub As.
43. Aus As.
44. Dzanin As.
45. Alhami’ As.
46. Tsabits As.
47. Ghobir As.
48. Hamilan As.
49. Dzulkifli As.
50. Uzair As.
51. Azkolan As.
52. Izan As.
53. Alwun As.
54. Zayin As.
55. Aazim As.
56. Harbad As.
57. Syadzun As.
58. Sa’ad As.
59. Gholib As.
60. Syamaas As.
61. Syam’un As.
62. Fiyaadh As.
63. Qidhon As.
64. Saarom As.
65. Ghinadh As.
66. Saanim As.
67. Ardhun As.
68. Babuzir As.
69. Kazkol As.
70. Baasil As.
71. Baasan As.
72. Lakhin As.
73. Ilshots As.
74. Rasugh As.
75. Rusy’in As.
76. Alamun As.
77. Lawqhun As.
78. Barsuwa As.
79. Al-‘Adzim As.
80. Ratsaad As.
81. Syarib As.
82. Habil As.
83. Mublan As.
84. Imron As.
85. Harib As.
86. Jurits As.
87. Tsima’ As.
88. Dhorikh As.
89. Sifaan As.
90. Qubayl As.
91. Dhofdho As.
92. Ishoon As.
93. Ishof As.
94. Shodif As.
95. Barwa’ As.
96. Haashiim As.
97. Hiyaan As.
98. Aashim As.
99. Wijaan As.
100. Mishda’ As.
101. Aaris As.
102. Syarhabil As.
103. Harbiil As.
104. Hazqiil As.
105. Asymu’il As.
106. Imshon As.
107. Kabiir As.
108. Saabath As.
109. Ibaad As.
110. Basylakh As.
111. Rihaan As.
112. Imdan As.
113. Mirqoon As.
114. Hanaan As.
115. Lawhaan As.
116. Walum As.
117. Ba’yul As.
118. Bishosh As.
119. Hibaan As.
120. Afliq As.
121. Qoozim As.
122. Ludhoyr As.
123. Wariisa As.
124. Midh’as As.
125. Hudzamah As.
126. Syarwahil As.
127. Ma’n’il As.
128. Mudrik As.
129. Hariim As.
130. Baarigh As.
131. Harmiil As.
132. Jaabadz As.
133. Dzarqon As.
134. Ushfun As.
135. Barjaaj As.
136. Naawi As.
137. Hazruyiin As.
138. Isybiil As.
139. Ithoof As.
140. Mahiil As.
141. Zanjiil As.
142. Tsamithon As.
143. Alqowm As.
144. Hawbalad As.
145. Solih As.
146. Saanukh As.
147. Raamiil As.
148. Zaamiil As.
149. Qoosim As.
150. Baayil As.
151. Yaazil As.
152. Kablaan As.
153. Baatir As.
154. Haajim As.
155. Jaawih As.
156. Jaamir As.
157. Haajin As.
158. Raasil As.
159. Waasim As.
160. Raadan As.
161. Saadim As.
162. Syu’tsan As.
163. Jaazaan As.
164. Shoohid As.
165. Shohban As.
166. Kalwan As.
167. Shoo’id As.
168. Ghifron As.
169. Ghooyir As.
170. Lahuun As.
171. Baldakh As.
172. Haydaan As.
173. Lawii As.
174. Habro’a As.
175. Naashii As.
176. Haafik As.
177. Khoofikh As.
178. Kaashikh As.
179. Laafats As.
180. Naayim As.
181. Haasyim As.
182. Hajaam As.
183. Miyzad As.
184. Isyamaan As.
185. Rahiilan As.
186. Lathif As.
187. Barthofun As.
188. A’ban As.
189. Awroidh As.
190. Muhmuthshir As.
191. Aaniin As.
192. Namakh As.
193. Hunudwal As.
194. Mibshol As.
195. Mudh’ataam As.
196. Thomil As.
197. Thoobikh As.
198. Muhmam As.
199. Hajrom As.
200. Adawan As.
201. Munbidz As.
202. Baarun As.
203. Raawan As.
204. Mu’biin As.
205. Muzaahiim As.
206. Yaniidz As.
207. Lamii As.
208. Firdaan As.
209. Jaabir As.
210. Saalum As.
211. Asyh As.
212. Harooban As.
213. Jaabuk As.
214. Aabuj As.
215. Miynats As.
216. Qoonukh As.
217. Dirbaan As.
218. Shokhim As.
219. Haaridh As.
220. Haarodh As.
221. Harqiil As.
222. Nu’man As.
223. Azmiil As.
224. Murohhim As.
225. Midaas As.
226. Yanuuh As.
227. Yunus As.
228. Saasaan As.
229. Furyum As.
230. Farbusy As.
231. Shohib As.
232. Ruknu As.
233. Aamir As.
234. Sahnaq As.
235. Zakhun As.
236. Hiinyam As.
237. Iyaab As.
238. Shibah As.
239. Arofun As.
240. Mikhlad As.
241. Marhum As.
242. Shonid As.
243. Gholib As.
244. Abdullah As.
245. Adruzin As.
246. Idasaan As.
247. Zahron As.
248. Bayi’ As.
249. Nudzoyr As.
250. Hawziban As.
251. Kaayiwuasyim As.
252. Fatwan As.
253. Aabun As.
254. Rabakh As.
255. Shoobih As.
256. Musalun As.
257. Hijaan As.
258. Rawbal As.
259. Rabuun As.
260. Mu’iilan As.
261. Saabi’an As.
262. Arjiil As.
263. Bayaghiin As.
264. Mutadhih As.
265. Rahiin As.
266. Mihros As.
267. Saahin As.
268. Hirfaan As.
269. Mahmuun As.
270. Hawdhoon As.
271. Alba’uts As.
272. Wa’id As.
273. Rahbul As.
274. Biyghon As.
275. Batiihun As.
276. Hathobaan As.
277. Aamil As.
278. Zahirom As.
279. Iysaa As.
280. Shobiyh As.
281. Yathbu’ As.
282. Jaarih As.
283. Shohiyb As.
284. Shihats As.
285. Kalamaan As.
286. Bawumii As.
287. Syumyawun As.
288. Arodhun As.
289. Hawkhor As.
290. Yaliyq As.
291. Bari’ As.
292. Aa’iil As.
293. Kan’aan As.
294. Hifdun As.
295. Hismaan As.
296. Yasma’ As.
297. Arifur As.
298. Aromin As.
299. Fadh’an As.
300. Fadhhan As.
301. Shoqhoon As.
302. Syam’un As.
303. Rishosh As.
304. Aqlibuun As.
305. Saakhim As.
306. Khoo’iil As.
307. Ikhyaal As.
308. Hiyaaj As.
309. Zakariya As.
310. Yahya As.
311. Jurhas As.
312. Isa As.
313. Muhammad Saw.


Tokoh

Selengkapnya »

KAJIAN ISLAM

Selengkapnya »

DAYAH ACEH

Selengkapnya »

Aswaja

Selengkapnya »

Sejarah Islam

Selengkapnya »

Hikmah

Selengkapnya »

Opini

Selengkanya »

Syair Aceh

Selengkapnya »
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Muslem Hamdani - All Rights Reserved
Template Modify by Creating Website Inspired Wordpress Hack